Archive for Agustus, 2010

Laporan Perjalanan ke WBL

Laporan Tentang Wisata Bahari Lamongan

I. Kata Pengantar
Ass.Wr.Wb
Terima kasih kepada Allah, tuhan alam semesta dan segala makhluk.Sholawat serta salam semoga tercurah kepada nabi kita Muhammad SAW , keluarganya, sahabatnya, dan para pengikutnya.
Akhirnya, selesai sudah laporan ini. Laporan ini saya persembahkan untuk Masjidil I’lm Bani Hasyim. Semoga, laporan ini bisa menjadi petunjuk bagi yang membacanya.
Sekian kata pengantar dari saya. Mohon maaf bila ada

kesalahan,
Wass.Wr.Wb

I. Pendahuluan
i. Sejarah WBL
WBL di bangun pada tanggal 14 November dan diresmikan oleh Bupati Lamongan H.Masyfuk,S.H. Lokasi tempat wisata ini di Jalan Raya Daendels Desa Paciran Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan Jawa Timur.Tempat wisata seluas 17 hektare itu dulunya adalah Pantai Tanjung Kodok.Pantai ini di jadikan Tanjung Kodok oleh 2 investor dari Singapore dan Malang.Meka adalah pendiri Jatim Park I (Batu). Obyek wisata ini dikelola oleh PT Bumi Lamongan Sejati, sebuah perusahaan patungan Pemkab Lamongan dengan PT Bunga Wangsa Sejati.Dari situlah kemudian Pantai Tanjung Kodok menjadi WBL. Dulunya, Pantai Tanjung Kodok sepi pengunjung.Kini, daerah itu berubah menjadi ramai dikunjungi para wisatawan.

I. Kajian Teori
i. Pantai dan Biota
Kawasan wisata ini sepintas memiliki konsep tak jauh beda dengan Pantai Ancol – Jakarta. Bedanya Pantai Ancol adalah warna lautnya yang lebih biru.Sungguh enak dipandang dari pinggir pantai.Biota laut di sana sungguh banyak.Ada ikan teri yang menjadi tangkapan para nelayan di sana, dan batu karang berbentuk katak yang menjadi dasar penamaan Pantai Tanjung Kodok. Pasir pantai yang berbutir halus dan berwarna putih kecoklatan juga bisa digunakan untuk berbagai permainan maupun olahraga pantai.Di sekitar pasir juga banyak ditanam pohon kelapa yang membuat tempat tersebut lebih bernuansa pantai dengan wahana permainan yang tak kalah seru.

ii. Lingkungan Biotik dan Abiotik

Tanjung Kodok mempunyai pemandangan pantai dan laut yang sangat indah dengan aneka batu karang yang mempesona dan menarik. Pada pagi hari kita bisa melihat nelayan yang sedang memancing dan menjaring ikan di tepi laut. Saat senja hari kita dimanjakan dengan indahnya pesona laut pada saat matahari tenggelam.Pada malam hari mungkin akan banyak nelayan pergi melaut mencari ikan.Jenis ikan yang di tangkap para nelayan rata-rata adalah jenis ikan teri.Ikan kecil-kecil yang biasa menjadi teman makan.

iii. Budaya dan Profesi Masyarakat Pesisir
Profesi masyarakat pesisir lebih cenderung menjadi nelayan ketimbang profesi lain.Mereka menggap bahwa profesi nelayan adalah sebagai amanat yang dititipkan secara turun-temurun dari pendahulu mereka. Kebudayaan masyarakat pesisir adalah masih adanya perayaan mempersembahkan sesajen kepada penguasa laut agar diberi limpahan hasil laut, dan merupakan ritual tolak bala (keselamatan).Ritual ini juga bisa diartikan sebagai sebuah upacara pesta laut masyarakat nelayan sebagai perwujudan ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rezeki yang diberikan-Nya lewat hasil laut yang selama ini didapat. Selain itu, juga dilakukan permohonan agar diberi keselamatan dalam melaut, serta tangkapan hasil laut mereka berlimpah di tahun mendatang.
Sesajen yang diberikan oleh masyarakat antara lain disebut ancak, yang berupa anjungan berbentuk replika perahu yang berisi kepala kerbau, kembang tujuh rupa, buah-buahan, makanan khas, dan lain sebagainya. Sebelum dilepaskan ke laut, ancak diarak terlebih dahulu mengelilingi tempat-tempat yang telah ditentukan sambil diiringi dengan berbagai suguhan seni tradisional, seperti tarling, genjring, bouroq,barongsai, telik sandi, jangkungan, ataupun seni kontemporer (drumband).

II. Metode
i. Tempat: Wisata Bahari Lamongan (WBL)
ii. Waktu : 7.30 – 18.00
iii. Alat dan Bahan: Alat –alat kerajinan tangan, sampah sekitar WBL, dan sampel-sampel.
iv. Cara dan Prosedur:
a. Observasi
• Lingkungan Alam Sekitar WBL
Lingkungan alam di sekitar WBL bersih sekali.Tidak banyak sampah berceceran.Jika ada itu hanya sampah daun yang berguguran. Para pengunjung selalu membuang sampah pada tempatnya.Selain itu,laut di sana tidak tercemar oleh limbah. Kelestarian alam di sana selalu di jaga baik oleh para wisatawan maupun para petugas di sana.
Selain itu, banyak pepohonan rindang yang tumbuh di sekitar sana. Membuat para pengunjung betah berada di sana.Tempat parkir yang luas juga disediakan agar pengunjung tidak perlu jauh-jauh mencari tempat parkir. Di sana juga di sediakan musholla untuk sholat pengunjung yang beragama islam.Ada 2 musholla di sana.Yang satu di tempat parkir,yang satu lagi ada di dekat Anjungan Wali Songo.
• Kegiatan Ekonomi di Sekitar WBL
Di sepanjang pintu masuk WBL banyak kita temukan para penjual.Rata-rata mereka menjual makanan,dan cinderamata.Setelah saya tanya mengapa berjualan di WBL, mereka menjawab bahwa berjualan di WBL lebih laku ketimbang berjualan di tempat lain. Karena di WBL banyak pengunjung yang rata-rata ingin membeli cinderamata sebagai oleh-oleh dan makanan untuk camilan.
• Budaya Masyarakat (Pengunjung, Petugas,dan Masyarakat) di Sekitar WBL
 Budaya Pengunjung
Budaya pengunjung di sana seperti pengunjung kebanyakan. Mereka bisa menghabiskan banyak uang untuk kepentingan kesenangan. Para pengunjung juga mengunjungi hamper semua tempat meskipun harus berbasah-basah.Mereka juga senang berfoto di areal WBL.Namun, mereka juga menjaga kebersihan WBL.

 Budaya Petugas
Petugas di sana sangat disiplin.Mereka melayani pengunjung dengan sabar.Kadang mereka memberi petunjuk kepada pengunjung yang tidak tahu arah.
 Budaya Masyarakat di Sekitar WBL
Masyarakat sekitar WBL banyak yang membuka stand di lingkungan WBL.Antara lain stand makanan,stand kerajinan tangan khas lamongan,stand minuman,dan es krim.Kerajinan tangan khas lamongan di sana menunjukkan bahwa masyarakat sekitar sana punya kerajinan yang akan dipromosikan untuk pengenalan kota lamongan yang lebih mendalam.
• Biota Laut
Biota laut di sana banyak sekali. Salah satunya adalah batu karang dan ikan-ikan yang lucu.Salah satu batu karang yang menarik perhatian saya dan menjadi dasar penamaan tempat ini adalah karang berbentuk kodok.Ikan-ikan di sana juga banyak.Tapi karena saya tidak pergi ke tengah laut,saya cuma melihat ikan yang di tangkap nelayan.Ia menangkap beberapa ekor ikan yang kecil-kecil yang kita sebut ikan teri.

• Karang dan Tumbuhan Bakau
Karang paling besar di sana adalah karang berbentuk kodok.Karang-karang yang lain berukuran kecil.Sedangkan di sana tidak ada tumbuhan bakau sama sekali.Karena area pantai terendah digunakan untuk wahana permainan.Sedangkan yang lain adalah tebing-tebing.Tempat yang jadi wahana permainan air di batasi oleh tembok pendek sehingga ombaknya tidak terlalu besar dan membahayakan pengunjung.
b. Pengambilan Sampel
• Air Laut
• Kerang
• Pasir
• Tumbuhan Laut
• Berbagai Bahan yang Ada di Sekitar WBL
c. Pro Lingkungan
• Mengambil sampah di sekitar WBL dan dibawa pulang (sebagai bahan untuk membuat karya (kerajinan tangan) yang memiliki dampak terhadap ekosistem laut WBL)
III. Pembahasan
a. Dampak Biota Laut Terhadap didirikannya WBL
Dampak biota laut terhadap didirikannya WBL adalah semakin terjaganya kelestarian biota tersebut.Petugas WBL telah memberi batasan agar pengunjung tidak mengganggu kehidupan biota laut di sana.Para nelayan pun seakan turut menjaga biota di sana.Mereka tidak menangkap anak- anak ikan dan tidak mengmbil ikan-ikan langka yang ada di sana.
b. Dampak Sosial-Budaya dan Perekonomian yang Ditimbulkan dengan Adanya WBL
Perekonomian di sana berkembang pesat.Kota yang dulunya sepi sekarang menjadi kota ramai dengan adanya WBL.Kini kota Lamongan banyak di kunjungi orang.Kota ini di kenal dengan adanya WBL.Banyak orang Lamongan yang dulunya tidak bekerja jadi melamar kerja di lapangan kerja yang baru yaitu WBL.
c. Budaya Masyarakat Pesisir Tuban
Indonesia adalah Negara maritim. Artinya, 75 % wilayah Indonesia adalah lautan. Daerah pesisir memiliki peranan penting yang menghubungkan daratan Indonesia dengan daerah-daerah lain.
Kemajuan ekonomi daerah pesisir sangat maju.Pendapatan para nelayan tradisional di sana per bulan rata-rata Rp300.000 s/d Rp500.000.Pesisir menjadi tempat kegiatan perdagangan antar negara. Bersamaan dengan itu, maka terjalin pula hubungan keagamaan. Agama islam berasal dari para pedagang Arab, Persia, Gujarat, dan Indocina. Mereka berlayar dari bandar satu ke bandar lainnya. Dengan begitu, aksen agama islam di pesisir sangat kental.
IV. Penutup
a. Kesimpulan
WBL adalah suatu tempat wisata di mana ada banyak wahana permainan di dalamnya.Keadaan alamnya yang sangat indah mampu memikat hati para pengunjungnya. Perekonomian berkembang pesat akibat pendirian tempat wisata ini.
b. Kritik dan Saran
Kritik saya adalah area antara satu wahana dengan wahana yang lain agak berjauhan .Sehingga jalan-jalan di WBL tidak terkesan membuat capek pengunjungnya walaupun ada banyak wahana. Saran saya adalah menambah tempat-tempat umum seperti warung makanan dan WC.

Leave a comment »